Penemuan vaksin merupakan
penemuan yang sangat penting dan berarti di dunia kesehatan. Vaksin pertama
yang dikembangkan adalah vaksin cacar oleh Edward Jenner, dokter dari Inggris
di Berkeley. Edward Jenner menemukan bahwa orang yang minum susu dari sapi
cacar relatif kebal terhadap penyakit cacar. Edward Jenner mengambil eksudat
dan sekresi dari sapi yang terkena cacar dan dimasukkan ke dalam tubuh
laki-laki berusia 8 tahun bernama James Phipps pada 14 Mei 1796, dan dari hasil
yang dilakukan efektif karena anak laki-laki tersebut tidak mengidap penyakit
cacar karena sudah di vaksinasi. Edward Jenner mempublikasikan penemuannya pada
tahun 1798 dan vaksinasi segera diterima.
Louis Pasteur mengembangkan
penemuan Jenner dengan mengembangkan vaksin rabies (sekarang disebut
antitoxin). Dan di abad ke-19, undang-undang wajib vaksinasi disahkan.
Keberhasilan mereka dalam mencegah penyakit seperti polio dan campak mengubah
sejarah Kedokteran. Pada tahun 1967, WHO mempelopori kampanye imunisasi
besar-besaran terhadap cacar. Dalam sepuluh tahun, penyakit ini sudah
divaksinasi. Vaksin polio yang pernah beredar luas di hampir setiap wilayah di
dunia, sekarang hanya ada di beberapa negara, tanpa ada kasus yang didiagnosis
di Amerika Serikat sejak 1979. Campak, gondong, rubella, difteri, dan pertusis
berkurang dari epidemi yang menakutkan menjadi wabah langka dalam beberapa
dekade.
Bagaimana
Vaksin Bekerja?
Reaksi vaksin yang
terjadi pada tubuh manusia berkaitan dengan sistem imunitas. Sistem imunitas
didesain untuk mengenal dan menghancurkan benda asing yang masuk kedalam tubuh
manusia termasuk patogen. Patogen adalah benda atau bahan yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia. Patogen dapat diistilahkan sebagai organisme
penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan organisme lain yang dapat
merugikan tubuh.
Sistem imunitas yang ada
dalam tubuh manusia merespon masuknya bakteri dan virus ke dalam tubuh manusia
melalui suatu mekanisme. Sistem imunitas ini mengenal suatu antigen yang
unik dari bakteri atau virus yang merangsang timbulnya antibodi (sejenis
protein) dan sejenis sel darah putih yang disebut limfosit. Antigen
merupakan substansi asing di dalam tubuh yang memicu untuk menghasilkan
antibodi. Limfosit ini menandai antigen yang masuk dan kemudian
menghancurkannya.
Awal terjadinya proses
reaksi imunitas yaitu mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan setiap benda
asing masuk ke dalam tubuh, sejumlah limfosit yang disebut dengan sel memory segera
berkembang menjadi limfosit yang mempunyai kemampuan membuat zat kekebalan yang
bertahan lama (long lasting immunity).
Imunitas adalah mekanisme tubuh manusia untuk melawan dan memusnahkan benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Benda asing tersebut bisa berupa bakteri,
virus, organ transplantasi dan lain sebagainya. Apabila suatu sel atau jaringan
seperti bakteri atau organ tubuh ditransplantasikan ke dalam tubuh seseorang
maka tubuh orang tersebut akan menolaknya karena benda asing tersebut dianggap
bukan sebagai bagian dari jaringan tubuh.
Tujuan utama dari semua
jenis vaksin adalah merangsang sistem kekebalan dalam tubuh untuk melawan
antigen, sehingga apabila antigen tesebut menginfeksi kembali mempunyai respon
imun yang yang lebih kuat akan timbul. Vaksin mengandung bakteri, virus, atau
komponennya yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan. Vaksin
mengandung antigen yang sama dengan antigen yang menyebabkan penyakit, namun
antigen yang ada didalam vaksin tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan) maka
pemberian vaksin tidak menyebabkan menderita penyakit seperti jika terpapar/terpajan
dengan antigen yang sama secara alamiah.
Vaksinasi adalah kegiatan
pemberian vaksin kepada seseorang dimana vaksin tersebut berisi satu atau lebih
antigen yang tujuannya adalah apabila nanti seseorang terpajan/terpapar dengan
antigen yang sama, maka sistem imunitas yang terbentuk akan menghancurkan
antigen tersebut.
Dengan demikian ada dua
cara untuk mendapat kekebalan tubuh terhadap suatu antigen yaitu secara alamiah
apabila orang tersebut terinfeksi oleh patogen tersebut atau secara buatan
melalui vaksinasi. Namun kekebalan yang didapat melalui vaksinasi, tidaklah
bertahan seumur hidup terhadap infeksi penyakit berbahaya. Imunisasi memicu
respon sistem kekebalan tubuh dimana vaksin akan membentuk kekebalan jangka
panjang yang biasanya di dapat secara alami setelah penyembuhan infeksi
penyakit.
Efek
samping Vaksinasi
Sama seperti produk-produk farmasi lainnya vaksin pun tidak seratus persen bebas dari efek simpang, karena walaupun sangat jarang, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) bisa terjadi. KIPI yang terjadi umumnya sangat ringan seperti demam dan kemerahan di lokasi suntikan, namun reaksi berat seperti kejang dan syok anafilaktik.