Cari Tau Seputar Vaksin

Akhir-akhir ini banyak pemberitaan membahas terkait penemuan vaksin untuk COVID-19. Banyak negara berlomba-lomba untuk melakukan penelitian terkait pembuatan vaksin sebagai upaya untuk mengatasi penyakit pandemi COVID-19. Lalu apakah sebenarnya vaksin itu? Vaksin merupakan sistem kekebalan tubuh yang dirancang untuk membantu melindungi seseorang dari virus dan bakteri yang mungkin masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit. Vaksinasi berasal dari kata “vaccine” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya kekebalan aktif.  Vaksin sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena dapat meningkatkan daya tahan/ kekebalan tubuh Proses pemberian vaksin disebut dengan vaksinasi/ imunisasi.
Sejarah Vaksin

Penemuan vaksin merupakan penemuan yang sangat penting dan berarti di dunia kesehatan. Vaksin pertama yang dikembangkan adalah vaksin cacar oleh Edward Jenner, dokter dari Inggris di Berkeley. Edward Jenner menemukan bahwa orang yang minum susu dari sapi cacar relatif kebal terhadap penyakit cacar. Edward Jenner mengambil eksudat dan sekresi dari sapi yang terkena cacar dan dimasukkan ke dalam tubuh laki-laki berusia 8 tahun bernama James Phipps pada 14 Mei 1796, dan dari hasil yang dilakukan efektif karena anak laki-laki tersebut tidak mengidap penyakit cacar karena sudah di vaksinasi. Edward Jenner mempublikasikan penemuannya pada tahun 1798 dan vaksinasi segera diterima.

Louis Pasteur mengembangkan penemuan Jenner dengan mengembangkan vaksin rabies (sekarang disebut antitoxin). Dan di abad ke-19, undang-undang wajib vaksinasi disahkan. Keberhasilan mereka dalam mencegah penyakit seperti polio dan campak mengubah sejarah Kedokteran. Pada tahun 1967, WHO mempelopori kampanye imunisasi besar-besaran terhadap cacar. Dalam sepuluh tahun, penyakit ini sudah divaksinasi. Vaksin polio yang pernah beredar luas di hampir setiap wilayah di dunia, sekarang hanya ada di beberapa negara, tanpa ada kasus yang didiagnosis di Amerika Serikat sejak 1979. Campak, gondong, rubella, difteri, dan pertusis berkurang dari epidemi yang menakutkan menjadi wabah langka dalam beberapa dekade.

Bagaimana Vaksin Bekerja?

Reaksi vaksin yang terjadi pada tubuh manusia berkaitan dengan sistem imunitas. Sistem imunitas didesain untuk mengenal dan menghancurkan benda asing yang masuk kedalam tubuh manusia termasuk patogen. Patogen adalah benda atau bahan yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Patogen dapat diistilahkan sebagai organisme penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan organisme lain yang dapat merugikan tubuh.

Sistem imunitas yang ada dalam tubuh manusia merespon masuknya bakteri dan virus ke dalam tubuh manusia melalui suatu mekanisme. Sistem imunitas ini mengenal suatu antigen yang unik dari bakteri atau virus yang merangsang timbulnya antibodi (sejenis protein) dan sejenis sel darah putih yang disebut limfosit. Antigen merupakan substansi asing di dalam tubuh yang memicu untuk menghasilkan antibodi. Limfosit ini menandai antigen yang masuk dan kemudian menghancurkannya.

Awal terjadinya proses reaksi imunitas yaitu mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan setiap benda asing masuk ke dalam tubuh, sejumlah limfosit yang disebut dengan sel memory segera berkembang menjadi limfosit yang mempunyai kemampuan membuat zat kekebalan yang bertahan lama (long lasting immunity). Imunitas adalah mekanisme tubuh manusia untuk melawan dan memusnahkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Benda asing tersebut bisa berupa bakteri, virus, organ transplantasi dan lain sebagainya. Apabila suatu sel atau jaringan seperti bakteri atau organ tubuh ditransplantasikan ke dalam tubuh seseorang maka tubuh orang tersebut akan menolaknya karena benda asing tersebut dianggap bukan sebagai bagian dari jaringan tubuh.

Tujuan utama dari semua jenis vaksin adalah merangsang sistem kekebalan dalam tubuh untuk melawan antigen, sehingga apabila antigen tesebut menginfeksi kembali mempunyai respon imun yang yang lebih kuat akan timbul. Vaksin mengandung bakteri, virus, atau komponennya yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan. Vaksin mengandung antigen yang sama dengan antigen yang menyebabkan penyakit, namun antigen yang ada didalam vaksin tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan) maka pemberian vaksin tidak menyebabkan menderita penyakit seperti jika terpapar/terpajan dengan antigen yang sama secara alamiah.

Vaksinasi adalah kegiatan pemberian vaksin kepada seseorang dimana vaksin tersebut berisi satu atau lebih antigen yang tujuannya adalah apabila nanti seseorang terpajan/terpapar dengan antigen yang sama, maka sistem imunitas yang terbentuk akan menghancurkan antigen tersebut.

Dengan demikian ada dua cara untuk mendapat kekebalan tubuh terhadap suatu antigen yaitu secara alamiah apabila orang tersebut terinfeksi oleh patogen tersebut atau secara buatan melalui vaksinasi. Namun kekebalan yang didapat melalui vaksinasi, tidaklah bertahan seumur hidup terhadap infeksi penyakit berbahaya. Imunisasi memicu respon sistem kekebalan tubuh dimana vaksin akan membentuk kekebalan jangka panjang yang biasanya di dapat secara alami setelah penyembuhan infeksi penyakit.

Efek samping Vaksinasi

Sama seperti produk-produk farmasi lainnya vaksin pun tidak seratus persen bebas dari efek simpang, karena walaupun sangat jarang, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) bisa terjadi. KIPI yang terjadi umumnya sangat ringan seperti demam dan kemerahan di lokasi suntikan, namun reaksi berat seperti kejang dan syok anafilaktik.