Punya Hipertensi? Yuk Bantu Kontrol dengan Rutin Terapi Tertawa

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) merupakan salah satu penyakit jantung yang banyak diderita oleh masyarakat dan kemunculannya terjadi secara diam-diam. Sulit untuk mengetahui seseorang terkena hipertensi, tanpa mengukur tekanan darah.  Gejala pada penyakit Hipertensi seringkali tidak tampak, sementara tekanan darah yang tinggi apabila tidak diatasi dapat meimbulkan komplikasi serta masalah kesehatan lain. Berbagai faktor yang memengaruhi naik atau turunnya tekanan darah, yaitu posisi tubuh, irama napas, tingkat stres, aktivitas fisik, pengobatan yang sedang digunakan, makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta waktu saat pengukuran (tekanan darah biasanya paling rendah di malam hari ketika tidur, dan berangsur-angsur naik ketika bangun tidur).

Upaya untuk mengatasi masalah hipertensi adalah dengan terapi komplementer. Terapi komplementer merupakan terapi pelengkap dari terapi obat-obatan. Walaupun jarang dilaukan saat ini, penatalaksanaan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita hipertensi meningkat dengan beberapa terapi komplementer dalam intervensi. Terapi komplementer yang sudah sering digunakan untuk menurunkan tekanan darahantara lain terapi tertawa, terapi musik, relaksasi progresif, yoga, hipnoterapi, guided imagery.

Terapi tertawa adalah sebuah terapi komplementer yang diketahui dapat membantu menurunkan kecemasan pada penderita hipertensi dimana terjadinya perubahan kondisi otot menjadi lebih rileks setelah diberikan terapi. Setelah keadaan tubuh menjadi rileks, selain dapat menurunkan tekanan darah, terapi ini juga akan memberikan efek yang positif pada fisik dan psikologis terhadap penerimaan diri pada penyakit.

Adapun tahapan dalam pelaksanaan terapi tertawa sebagai berikut :

  1. Langkah Pertama
    Tepuk tangan sambil mengucapakan ho ho ho...ha ha ha.... Gerakan tepuk tangan ini sangat bermanfaat karena merangsang saraf sehingga menciptakan rasa nyaman dan meningkatkan energi dalam tubuh.
  2. Langkah Kedua
    Mengambil napas melalui hidung, lalu tahan napas selama 15 detik dan keluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut. Peserta bisa bernapas melalui hidung dan lebih baik tidak bersuara. Cara ini dapat dilakukan sebanyak lima kali
  3. Langkah Ketiga
    Melakukan peregangan otot dengan memutar engsel bahu ke depan dan ke arah belakang. Kemudian menganggukkan kepala ke bawah sampai dagu hampir menyentuh dada. Setelah itu mendongakkan kepala ke atas, menoleh ke kiri dan kanan. Tidak dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher dikarenakan dapat menimbulkan cidera pada otot leher. Peregangan dapat pula dilakukan dengan menggerakkan pingang ke arah kanan kemudian ditahan beberapa saat lalu kembali ke posisi semula. Peregangan dapat dilakukan dibeberapa otot lainnya. Gerakan-gerakan yang dilakukan masing-masing sebanyak lima kali.
  4. Langkah Keempat
    Melakukan terapi tertawa sesuai dengan kebiasaan tertawa masing-masing

Sumber:

·     Nurhusna, Yosi, O. & Andika, S. 2018. Pengaruh Terapi Tertawa terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universita Jambi; Volume 1 Nomor 1.

·    Setyoningrum Niken, Setyorini Andri & Fitrianta. 2018. Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia di UPT Panti Wreda Budhi Dharma Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Surya Medika. Volume 13 Nomor 1. 1 Januari 2018.