Merasa cemas ketika sedang menghadapi situasi yang menegangkan adalah hal yang normal. Namun, jika merasakan kecemasan berlebihan tanpa sebab yang jelas, mungkin saja seseorang sedang mengalami gangguan kecemasan. Kecemasan adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang berupa kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Orang yang mengalami kecemasan berlebihan kerap kali merasa khawatir dan takut yang berlebihan secara terus-menerus. Seiring berjalannya waktu, gangguan kecemasan ini bisa bertambah parah dan mengganggu kualitas hidup.
Saat mengalami kecemasan seseorang dapat melakukan upaya mandiri, dengan penanganan medis oleh psikolog atau psikiater. Upaya mandiri yang bisa dilakukan seseorang untuk mengendalikan atau mengatasi kecemasan berlebihan, salah satunya dengan teknik rileksasi. Teknik rileksasi mempunyai berbagai macam salah satunya yaitu pernapasan dalam.
Pernapasan dalam merupakan latihan pernapasan dengan tehnik bernapas secara perlahan dan dalam menggunakan otot diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.
Langkah-langkah dalam melakukan napas dalam yaitu
- Mengatur posisi senayaman mungkin seperti dengan setengah duduk di tempat tidur/kursi;
- Meletakkan satu tangan klien di atas abdomen (tepat di bawah iga) dan tangan lainnya padatengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernafas
- Menarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama inspirasi, tahan nafas selama 2 detik
- Menghembuskan nafas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit terbuka sambil mengencangkan (kontraksi) otot-otot abdomen dalam 4 detik
- Melakukan pengulangan selama 1 menit dengan jeda 2 detik setiap pengulangan, mengikuti dengan periode istirahat 2 menit; 6) melakukan latihan dalam lima siklus selama 15 menit
Sumber: Smeltzer. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 2. Alih Bahasa H. Y. Kuncara, Monica Ester, Yasmin Asih, Jakarta;EGC:2008